Selasa, 21 Desember 2010

MANAJEMEN KEUANGAN DASAR


BAB I
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB MANAJER KEUANGAN

A.      Pengertian Dan Fungsi Pokok Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, se-produktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Pengertian manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung jawab para manajer keuangan. Meskipun fungsi dan tanggung jawab manajer keuangan berbeda-beda di setiap organisasi, fungsi pokok manajemen keuangan menyangkut keputusan tentang investasi (penanaman modal), pembiayaan perusahaan dan pembagian deviden.
B.     Tugas Pokok Manajer Keuangan
Tugas pokok manajer  keuangan adalah membuat serangkaian perencanaan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk memaksimasi nilai perusahaan. Perencanaan berguna sebagai pedoman kegiatan untuk mengawasi proses kegiatan untuk memperkecil ketidakpastian.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu :
1.    Dalam perencanaan dan prakiraan, di mana manajer keuangan harus bekerja sama dengan manajer lainnya yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2.    Manajer keuangan harus memusatkan perhatiaan pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaannya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
3.    Manajer keuangan harus bekerja sama dengan manajer di perusahaan agar perusahaan dapat beropersai seefisien mungkin.
4.    Menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.
C.      Tanggung Jawab Manager Keuangan
Segala Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain :
1.      Perolehan dana dengan biaya murah.
  1. Penggunaan dana efektif dan efisien
  2. Analisis laporan keuangan
  3. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
D.      Hakekat Dan Tujuan Perusahaan
Teori konstraktual memandang suatu perusahaan sebagai sesuatu pengikatan kontrak baik secara nyata maupun tidak nyatayang dibedakan oleh adanya peranan berbagai unsur dalam organisasi (karyawan, manajer, pemilik, kreditor) dan masing-masing mempunyai hak dan kewajiban menurut kadarnya.
Hakekat dari tujuan Perusahaan itu sendiri adalah :
1.    Memperoleh laba
2.    Dapat memproduksi barang/jasa sesuai keingianan /kebutuhan konsumen
3.    Peningkatan tanggung jawab sosial
4.    Perusahaan harus memiliki Goodwill (nama baik)
E.       Nilai Perusahaan
Memaksimasi nilai lebih luas sifatnya daripada memaksimasi laba. Pernyataan ini dapat diterima kebenarannya atas dasar :
1.    Memaksimasi nilai berarti mempertimbangkan nilai waktu dari uang
2.    Memaksimasi nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus laba perusahaan
3.    Mutu dari arus dana yang diharapkan akan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam

BAB II
PENATAAN MODAL KERJA
A.      PENDAHULUAN
Manajemen Modal Kerja adalah manajemen Current Account yang terdiri dari Current Assets dan Currrent Liabilities yang terdiri dari hutang dagang dan hutang wesel. Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai,  surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Tujuannya adalah untuk mempertahankan tingkat Nett Working Capital yang Acceptable (layak dipercaya).
Modal kerja terdiri dari Gross Working Capital/GWC (seluruh jumlah Current Assets) dan Nett Working Capital/NWC, yang dapat diperoleh dengan mengurangkan Current Liabilities terhadap Gross Working Capital.
Yang selalu menjadi pertimbangan dalam penataan modal kerja adalah bagaimana mendayakan modal kerja untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan mempertimbangkan resiko-resiko yang akan dihadapi. 
Profitabilitas dapat diperoleh dengan mengurangkan ongkos-ongkos atau biaya-biaya. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba diukur dari penjualan (salles) dan tingkat efisiensi dalam menggunakan biaya. Sedangkan resiko (risk) diukur dengan profitabilitas perusahaan menjadi Technically Insolve (tidak sanggup memenuhi kewajiban).
Laba perusahaan dapat ditingkatkan dengan dua cara yaitu dengan meningkatkan penjualan disertai dengan penurunan biaya-biaya (efisiensi biaya). Biaya dapat dikurangi dengan meningkatkan efisiensi pengeluaran pada pos-pos tertentu, sedangkan profit  dapat dinaikkan dengan meningkatkan investasi dalam aset-aset yang profitable yakni yang mampu menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Resiko tidak mampu membayar hutang diukur dengan penggunaan jumlah Nett Working Capital atau Current Ratio.


Rumus :
Current Ratio = Current Assets/Total Assets
Current Liabilities = Current Liabilities/Total Liabilities
 
 





Dalam keadaan ini, semakin besar NWC (Nett Working Capital) semakin kecil resiko yang dihadapi perusahaan. Dengan pengertian ini, semakin besar NWC semakin likuid perusahan tersebut, semakin kecil NWC, semakin besar kemungkinan perusahaan menjadi inlikuid.
1.    Pengaruh Perubahan Current Assets
Contoh:
Neraca PT Pandawa (disederhanakan) sebagai berikut :
Assets
Current Assets               Rp2.700.000,00
Fix Assets                      Rp4.300.000,00


Total Assets                   Rp7.000.000,00
Liabilities and Equility
Current Liabilities            Rp1.600.000,00
Long Term Debt              Rp2.400.000,00
Equility                            Rp3.000.000,00

Total                                Rp7.000.000,00


Ratio = (CA/TA) X 100%
= (Rp2.700.000,00/Rp7.000.000)X 100% = 38,6%
NWC             = Current Assets – Current Liabilities
= Rp2.700.000,00 – Rp1.600.000,00
= Rp1.100.000,00
Misal : laba yang diperoleh dari CA (Current Assets) adalah 2% dan dari FA (Fix Assets) adala 15%, maka :
2% X Rp2.700.000,00            = Rp54.000,00
15% X Rp4.300.000,00          = Rp645.000,00 +
= Rp699.000,00
Kemudian dilakukan pemanipulasian aset menjadi :
2% X Rp2.500.00,00 = Rp50.000,00
15 % X Rp4.500.000,00         = Rp675.000,00 +
= Rp725.000,00
Disamping itu juga terjadi penurunan pada Ratio dan NWC, yaitu :
Ratio = (CA/TA) X 100%
= (Rp2.500.000,00/Rp7.000.000)X 100% = 35,7%
NWC             = Current Assets – Current Liabilities
= Rp2.500.000,00 – Rp1.600.000,00
= Rp900.000,00

Dari contoh soal diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan CA menjadi FA akan meningkatkan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas sekaligus meningkatkan resiko untuk menjadi inlikuid.

2.     Pengaruh Perubahan Current Liabilities
Pengaruh perubahan CL (Current Liabilitis) terhadap profitabilitas dapat dihitung dengan rumus : RATIO = (Current Liabilities/Total Assets)X100%
Rasio ini mengandung arti bahwa persentasi Total Assets yang dibelanjai dengan Current Liabilities, Jika rasio ini meningkat maka profitabititas perusahaan dan resiko akan meningkat pula.
Dari contoh sebelumnya dapat ditemukan Rasio Current Liabitities-nya sebagai berikut :
Ratio CL       = (Rp1.600.000,00/Rp7.000.000,00)X 100%
= 23,8%
Misal, CL (Current Liabilities) = 3% dan  LT (Long Term-Debt) = 11%, maka :
3% X Rp1.600.000,00            = Rp48.000,00
11% X Rp5.400.00,00            = Rp642.000,00+
= Rp690.000,00
Kemudian dilakukan pemanipulasian sebagai berikut :
3% X Rp1.800.000,00            = Rp54.000,00
11% X Rp5200.000,00           = Rp572.000,00+
= Rp626.000,00
Disamping itu terjadi perubahan pada Rasionya, yaitu :
Ratio CL       = (Rp1.800.000,00/Rp7.000.000,00)X 100%
= 25,7%
Perubahan Ratio Current Asset dan Current Liabilities sangat berpengaruh  terhadap tingkat profitabilitas dan resiko. Dengan menurunkan ongkos akan lebih meningkatkan laba, seiring dengan itu akan meningkat resiko.
B.  PENGELOLAAN PIUTANG (RECEIVABLE TURN OVER)
1.    Pengertian
Piutang adalah keseluruhan aset yang masih akan diterima dari pihak atau perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan piutang yaitu tentang Discount (potongan), Cost Of Capital (biaya modal), dan Cost Of Bad-Debt (biaya piutang tak tertagih).
Perkiraan piutang yang terlihat di dalam neraca menunjukkan bahwa  di dalam perusahaan telah dilakukan kebijakan kredit dalam berlangganan. Piutang di dalam neraca merupakan unsur CA yang dominan besar dibandingkan dengan unsur-unsur CA lainnya (seperti kas, surat berharga dan persediaan). Bahkan dapat dikatakan dari piutanglah keseluruhan CA.Kedua akun tersebut sangat berhubungan erat, karena pada penjualan kredit diklakukan jumlah yang sama pada inventory secara efektif dimasukkan atau diubah ke dalam akun piutang.
2.    Kebijaksanaan dalam pengelolaan piutang
Besar kecilnya jumlah piutang yang terlihat dalam neraca dapat dijadikan dasar untuk menilai efisiensi pengelolaan piutang. Pengelolaan piutang menyangkut tiga aspek penting, yaitu :
a)    Kebijaksanaan kredit (terdiri dari standar kredit dan analisis)
Kebijakan kredit yang baik adalah kebijakan yang dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar daripada kenaikan Cost of Bad Debt. Sedangkan analisis kredit menyangkut evaluasi kemampuan langganan tentang likuiditas, aktifitas, maupun profitabilitasnya.
Manajemen piutang harus mempertimbangkan investasi dalam piutang disebabkan adanya opportunity cost, keputusan piutang berkaitan dengan menentukan jumlah kredit  (piutang dagang) dalam usaha meningkatkan penjualan.
b)   Penetapan jangka waktu kredit, adalah mengenai tingkat perputaran waktu kredit pertahunnya.
c)    Kebijakan pengumpulan kredit
Efektifitasnya pengumpulan piutang akan mengurangi atau mempengaruhi Cost Of Bad-Debt.
3.    Ratio Financial piutang
a)    Average Invesment/AI (investasi rata-rata dalam piutang)
AI = Total Cost Of Sales (HPP)/Receivable Turn over (tingkat perputaran piutang)
b)   Receivable Turn Over  = 360/periode kredit
c)    Cost of marginal Invesment = Rate of Return X Marginal Investment
d)   Cost Of Bad-Debt = %piutang ragu-ragu X penjualan dalam periode itu
e)    Cost Of cash discount = %Cash Discount X penjualan dalam periode itu
Contoh soal :
1)   Perusahaan Fajar Sejahtera pada tahun 2009 telah menjual produknya sebanyak 10.000 unit, untuk tahun yang akan datang diusulkan agar periode kreditnya diubah dengan harapan penjualan akan naik 20%. Data lain yang diketahui dari perusahaan tersebut adalah Fix Cost Rp120.000, Variable Cost Rp16 per unit dan harga jula per unit adalah Rp40.
Jika seandainya biaya dan harga jual per unit tidak berubah, hitunglah :
a.    Average cost (AC) per unit tahun 2009
b.    Kontribusi kenaikan penjualan terhadap profit dari revenue yang diusulkan
Jawab :
a.    AC = (FC + VC)/TQ
= (Rp120.000 + (Rp16 X 10.000 unit))/10.000 unit
= Rp280.000/10.000 unit
= Rp28 per unit
b.    Kontribusi kenaikan penjualan terhadap profit dari rencana yang diusulkan adalah:
AC (2010)            = (Rp120.000 + (Rp 16 X 12.000 unit))/12.000 unit
= Rp312.000/12.000
= Rp26 per unit
Penjualan (2009): Rp40 X 10.000 unit    = Rp400.000
HPP : Rp120.000 + Rp16(10.000 unit)   = (Rp280.000)
Profit                                                                         = Rp120.000

Penjualan (2010): Rp40 X 12.000 unit    = Rp480.000
HPP : Rp120.000 + Rp16(12.000 unit)   = (Rp312.000)
Profit                                                                         = Rp168.000
Kontribusi kenaikan penjulan terhadap profit adalah :
Rp168.000 – Rp120.000 = Rp48.000
2)   Sandainya perusahaan tersebut sekarang ini dianggap menjual secara kredit dengan Average Collection periode 30 hari dan diusulkan untuk diperpanjang menjadi 60 hari, Rate of Return yang diharapkan menjadi 20%. Hitunglah :
a.    Average Investmen (Ai)
b.    Cost Of Marginal Investment (Cmi)
Jawab :
a.    Average Invesment
-       Receivable Turn Over  (2009) = 360/30
 = 12 kali per tahun
AI (2009)        = Cost Of Sales (HPP)/Receivable Turn Over (RTO)
= Rp280.000/12
= Rp23.333,3
-       Receivable Turn Over (2010) = 360/60
= 6 kali per tahun
AI (2010)        = Rp312.000/6
= Rp52.000
-       Marginal of Investment           = Rp52.000 – Rp23.333,3
= Rp28.666,7
-       Cost Of Marginal Investment = 20% X 28.666,7
= Rp5.7333,40
3)      Seandainya lagi, perusahaan mempunyai Bad Debt tahun ini 1% dan tahun yang akan datang diperkirakan naik 3%. Hitunglah Cost of Marginal Bad Debt-nya (CMBD)!
Jawab :
Cost of Bad Debt (2010) = 3% X Rp480.000 = Rp14.400
Cost of Bad Debt (2009) = 1% X Rp400.000 = (Rp4.000)
CMBD                                                                                    = Rp10.400

C.      MANAJEMEN INVENTORY (PENGELOLAAN PERSEDIAAN)
1.    Pengertian dan Arti Penting Persediaan
Persediaan adalah simpanan material yang berupa Row Material, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
Arti penting manajemen inventory adalah menjaga persediaan pada tingkat minimal untuk efisiensi biaya serta pada tingkat maksimal untuk mengendalikan kelebihan persediaan. Persediaan menjadi salah satu unsur Current Asset yang selalu dalam keadaan berputar sehingga secara terus menerus mengalami perubahan.
Keputusan investasi yang terlalu besar dari kebutuhan yang seharusnya akan meningkatkan beban bunga modal, memperbesar biaya penyimpanan, memperbesar kemungkinan kerugian kartena kerusakan, menurunnya kualitas dan keusangan. Sebaliknya investasi persediaan yang terlalu kecil dari kebutuhan yang seharusnya juga akan berdampak kecilnya laba sebab kekurangan material sehingga perusahaan tidak dapat berproduksi secara maksimal, ini berarti Capital Assets dan Direct Labour tidak dapat didayagunakan semestinya (Non-Full Cafacity).
2.    Pengendalian persediaan
Pengendalian merupakan aktivitas perusahaan di dalam mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pengendalian persedian begitu penting karena beberapa alasan sebagai berikut:
a)      Persediaan merupakan investasi yang cukup besar
b)      Persediaan dapat berpengaruh terhadap fungsi pelayanan terhadap pelanggan
c)      Persediaan mempunyai pengaruh terhadap fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan.
d)     Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar
3.    Manfaat Investasi dalam Persediaan
a)      Memanfaatkan diskon jika melakukan investasi persediaan dalam jumlah besar
b)      Menghindari kekurangan bahan (stock out) yang bisa berakibat hilangnya kesempatan menjual sehingga mengurang kepercayaan pelanggan.
c)      Meningkatkan reputasi dan image kepada pelanggan.
d)     Dapat dipergunakan untuk berspekulasi.
4.      Keuntungan dan kerugian dalam persediaan
a)      Keuntungan
-          Dapat mempengaruhi produksi
-          Dapat memenuhi permintaan lebih cepat
b)      Kerugian
-          Biaya penyimpanan besar
-          Biaya pesanan
-          Biaya pengendalian modal yang tertahan dalam persediaan
5.    Biaya persediaan
a)    Biaya pesanan persediaan
Yang termasuk dalam biaya pesanan adalah : biaya selama pesanan, biaya pengiriman permintaan, biaya penerimaan barang, biaya penempatan barang ke dalam gudang, dan biaya proses pembayaran kepada supplier.
b)   Biaya penyimpanan
Yang termasuk dalam biaya ini adalah : biaya sewa gudang, biaya pemeliharaan barang di dalam gudang, biaya modal, biaya pajak, biaya asuransi, dan biaya keusangan.

BAB III
PENTINGNYA ANALISIS FINANSIAL
A.      Pengertian
Analisis rasio keuangan adalah bentuk atau cara yang umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan baik dalam pengertian absolut maupun relatif.
B.       Kegunaan atau Manfaat dan Tujuan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan digunakan untuk mengkur kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan dengan tujuan dalam rangka membantu manajer keuangan dalam memahami terhadap apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berdasar dari laporan keuangan yang kemudian digunakan untuk memberikan keputusan bagi pihak luar untuk masa yang akan datang.
Ada dua tipe evaluasi keuangan yang dapat memberikan gambaran tentang sejauh mana kondisi perusaan pada saat tertentu atau pada saat sekarang apakah dalam keadaan baik atau buruk. Dua tipe tersebut adalah :
1.      Analisis Trend (Analisis Historis), yaitu analisis perkembangan keuangan perusahaan dalam beberapa tahun.
2.      Analisis Norma Industri, yaitu analisis terhadap rata-rata rasio yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan yang sejenis yang dapat diperbandingkan bagi perusahaan yang bersangkutan.
C.      Macam-Macam Rasio Keuangan
1.      Ratio Liquidity
Kemampuan perusahaan dalam rangka membayar/memenuhi kewajiban (jangka pendeknya) bila jatuh tempo.
-          Current Ratio            
-          Quick Ratio
-          Cah Ratio
2.      Ratio Leverage
Rasio ini menyangkut jaminan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mampu membayar utang bila suatu saat perusahaan dilikuidasi. Rasio ini juga dapat melihat perusahaan juga dapat difinancier (dimodali) oleh pihak lain.
-       Total Debt to Equity Ratio
-       Long Term Debt to Equity Ratio
-       Total Debt to Total Assets Ratio
-       Time Interest Earned Ratio 
3.      Activity Ratio
Rasio ini mengukur perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya.
-          Total Assets Turn Over
-       Receivable Turn Over
-       Average Collection Period     atau
-       Inventory Turn Over
-       Average Days Inventory          atau    
-       Working Capital Turn Over
-       Fixed Assets Turn Over
4.      Profitability Ratio 
Rasio ini mengukur efektifitas manajemen yang ditujukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.
-       Gross Profit Margin
-       Profit Margin
-       Net Profit Margin
-       Operating Profit Margin
-       Earning Power
-       Rate of Return on Net Work

Tidak ada komentar: