Kamis, 27 Januari 2011

B. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, khususnya bagi penulis  pribadi sehingga dapat menyelesaikan makalah “Profesi Kependidikan ini sebagaimana mestinya walaupun masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang senantiasa membantu serta memberikan dorongan semangat dalam upaya penyelesaian makalah ini, khususnya orang tua penulis yang pastinya selalu menjadi faktor pendorong utama bagi penulis untuk selalu bersemangat dalam meraih cita-cita masa depan yang cemerlang. Dan tak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para dosen pengampu di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Dosen Pengampu Mata Kuliah Profesi Kependidikan yang senantiasa memberikan limpahan ilmu kepada penulis, serta teman-teman yang senantiasa menjadi pendamping baik dalam keadaan suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan-tulisan yang akan penulis susun berikutnya.
Akhirnya, kepada Tuhan Yang  Maha Esa jualah semuanya penulis serahkan.

Pontianak, 20 Januari 2011

           Penulis




DAFTAR ISI
H
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Masalah
C.     Tujuan
D.    Metode Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Siswa Sebagai Stakeholder Utama Dan Pertama dalam Pendidikan
B.     PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
C.     Peranan Guru dalam PAKEM
D.    Pelaksanaan Pakem dalam Pembelajaran
E.     Penilaian Hasil Belajar dalam PAKEM
F.      Media Dan Bahan Ajar
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Guru profesional merupakan guru yang menguasai suasana pembelajaran yang mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar menurut kesadarannya sendiri. Untuk itu, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat leluasa menerima bahan ajar yang disuguhkan. Salah satu bentuk pembelajaran yng dapat diterakan dalam hal ini adalah Pakem (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan).

B.     Masalah
1)      Bagaimana menjadikan siswa sebagai stakeholder utama dalam Pakem?
2)      Bagaimana Peranan guru dalam upaya menciptakan Pakem serta proses pelaksanaan Pakem itu sendiri?
C.    Tujuan
Menjelaskan tentang Pakem serta peranan guru dalam pelaksanaannya yang berhubungan dengan proses pelaksanaan, media dan bahab ajar yang digunakan serta penilaian dalan system Pakem.
D.    Metobe Pembahasan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah dengan menggunakan studi Pustaka yaitu mengutip dan menyalin dari artikel-artikel yang terkait dengan masalah disertai penalaran dengan didukung sekelumit pengetahuan yang saya dapatkan melalui proses pembelajaran.







BAB II
PEMBAHASAN
PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM)
A.    Siswa Sebagai Stakeholder Utama Dan Pertama dalam Pendidikan
Siswa harus menjadi arsitek dalam proses belajar mereka sendiri. Kita semua setuju bahwa pembelajaran yang menyenangkan merupakan dambaan dari setiap peserta didik. Karena proses belajar yang menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar, faktor motivasi merupakan kunci utama.
Seorang guru harus mengetahui secara pasti mengapa seorang siswa memiliki berbagai macam motif dalam belajar. Ada empat katagori yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi “mengapa siswa belajar”, yaitu:
1)         Motivasi intrinsik (siswa belajar karena tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan)
2)         Motivasi instrumental (siswa belajar karena akan menerima konsekuensi: reward atau punishment)
3)         Motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan gagasannya ingin dihargai)
4)         Motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya).
Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran. Sedangkan pendekatan, strategi dan metoda pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses enquiry & discovery learning.
Dengan pembelajaran konstruktivisme memungkinkan terjadinya pembelajaran berbasis masalah. Siswa sebagai stakeholder terlibat langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan berbagai masalah yang relevan dengan kehidupan mereka. Dengan skenario pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan berusaha memberdayakan seluruh potensi akademik dan strategi yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah secara individu/kelompok. Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional, yang disebut researchmindedness dalam pola pikir siswa, sehingga kegiatan pembelajaran selalu menantang dan menyenangkan.
B.     PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya, yaitu:
1)      Proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb).
2)      Proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
3)      Proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
4)      Proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).

Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik.
Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.


C.    Peranan Guru dalam PAKEM
Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa, yaitu:
1)      Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
3)      Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka,
4)      Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
5)      Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6)      Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
7)      Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
8)      Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
9)      Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10)  Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11)  Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12)  Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.
D.    Pelaksanaan Pakem dalam Pembelajaran
Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang mnyenangkan, seorang guru dapat membuat bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem) yang bisa diterapkan antara lain dalam salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus).
Menurut Wassermen (1994), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya.
Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan konsep Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.
E.     Penilaian Hasil Belajar dalam PAKEM
Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep Pakem, penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Model Pakem.
F.      Media Dan Bahan Ajar.
Media dan Bahan Ajar selalu menjadi penyebab ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar.
Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik (Computer – Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Pakem merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam metode pembelajaran Pakem adalah bagaimana menjadikan siswa sadar untuk belajar atau dengan kata lain menimbulkan minat belajar dari diri siswa itu sendiri. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan memungkinkan siswa untuk lebih memahami bahan ajar. Oleh karena itu untuk menjedi seorang guru yang professional, keempat komponen dalam metode Pakem ini tidak boleh diabaikan. Akan tetapi perlu diterapkan dengan mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki seorang guru untuk menciptakan Pakem tersebut

B.        Saran
Sebagai calon pendidik yang akan memegang tanggung jawab besar, yaitu mengarahkan pendidikan generasi mendatang supaya lebih maju dan mampu bersaing dengan Negara luar, kita sudah semestinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Karena dengan hal tersebut sangat memungkinkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan penguasaan peserta didik terhadap materi ajar.
 

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar: